Selasa, 20 Agustus 2013

Wilayah Laut Indonesia

 Wilayah laut Indonesia

Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai batas wilayah perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahaya-bahaya yang mungkin timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982. Berdasarkan kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas laut teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.

1. Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut.  Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau di Indonesia. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar merupakan laut pedalaman. Di dalam batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah Indonesia.
2. Batas Landas Kontinen
Landas kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua. Kedalaman landas kontinen tidak lebih dari 150 meter. Batas landas kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil. Kalau ada dua negara yang berdampingan mengusai laut dalam satu landas kontien dan jaraknya kurang dari 400 mil, batas kontinen masing-masing negara ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing. Kewajiban negara ini adalah tidak mengganggu lalu lintas pelayaran damai di dalam batas landas kontinen.

3. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pada tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deklarasi yang dikenal dengan nama Deklarasi Juanda yang melahirkan Wawasan Nusantara. Di dalam deklarasi itu ditentukan bahwa batas perairan wilayah Indonesia adalah 12 mil dari garis dasar pantai masing-masing pulau sampai titik terluar.

Pada tanggal 21 Maret 1980 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indoensia sepanjang 200 mil, diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pada zona ini Indonesia memiliki hak untuk segala kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah laut serta mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya laut lainnya.

Sabtu, 10 Agustus 2013

PENILAIAN

PENILAIAN

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
           1.       sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
           2.       objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
           3.       adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik  karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
           4.       terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
           5.       terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 
           6.       menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek   kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
           7.       sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.    
           8.       beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian   kompetensi yang ditetapkan.
           9.       akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
 Teknik dan Instrumen Penilaian
1.      Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,  observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2.      Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. 
3.      Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4.      Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
5.      Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta  komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
6.      Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.


Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1.      menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
2.      mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3.      mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.
4.      melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
5.      mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
6.      mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik.
7.      memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8.      melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9.      melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik  dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.
                                                

Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1.      menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2.      mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
3.      menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
4.      menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5.      menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6.      menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui  rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
7.      menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
8.      melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.
9.      melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
10.  menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a.       menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b.      memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk  seluruh mata  pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;  kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c.       lulus ujian sekolah/madrasah.
d.      lulus UN.

11.  menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12.  menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.


Arca Ganesha

ARCA GANESHA


 
Arca Ganesha Museum Nasional 

Pada arca hindu dikenal istilah antropomorsis, adalah penggambaran manusia setengah binatang. Ganesha merupakan salah satu arca antropomorsis. Ciri khususnya adalah digambarkan sebagai manusia berkepala gajah (setengah gajah).
Ganesha digambarkan dengan bermacam-macam, ada yang duduk, ada yang berdiri, dan kadang digambarkan sedang menari. Jika dalam posisi duduk, ganesha tidak dapat bersila, karena Ganesha selalu digambarkan berperut buncit.

Ganesha memiliki rambut yang disanggul ke atas menyerupai mahkota. Mahkota-nya berbentuk bulan sabit dan di atas bulan sabit ada tengkoraknya yang disebut Ardhacandrakapala, sebagai pertanda bahwa adalah anak Dewa Siwa. Ciri lainnya adalah trinetra, yang hanya dimiliki oleh Siwa dan Ganesha. Telinganya telinga gajah, dengan belalainya. Belalainya selalu menuju ke kiri menghisap madu yang ada di mangkuk pada tangan sebelah kirinya melambangkan karakter kekanak-kanakan dalam diri Ganesha, yang menyatakan bahwa ia adalah seorang anak. Mangkok tersebut kadangkala digambarkan sebagai batok kepala, batok kepala yang dibelah. Simbol yang menggambarkan Ganesha sedang menyerap otak (kepala).  Ganesha disebut dewa ilmu pengetahuan karena ganesha digambarkan sedang menyerap otak, dimana otak digambarkan sebagai sumber asal akal manusia yang merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Ganesha memiliki 4 tangan atau disebut juga catur biuja. Hal inilah yang membedakan manusia dengan dewa. Dari keempat tangan, tangan yang di depan sebelah kanan membawa gading yang patah (ekadanta). Ada juga arca yang digambarkan utuh dan ada juga yang digambarkan patah. Patahan gading itu dapat digunakan ganesha untuk membunuh musuhnya.

 
Patung Batara Gana (Ganesha) di Candi Prambanan

Tangan sebelah kanan belakang membawa tasbih, sementara tangan kiri belakang membawa kapak. Sebagaimana penggambaran arca dewa lainnya, arca patung Ganesha memiliki lingkaran suci atau cahaya di belakang kepalanya, dalam bahasa sansekerta disebut Sirascakra (sira berarti kepala, cakra berarti roda atau lingkaran). Namun demikian arca Ganesha ada yang digambarkan dengan sandaran dan tanpa sandaran. Bila ditempatkan di tengah relung candi biasanya tidak memiliki sandaran. Ganesha juga memiliki tali kasta atau Upawita ular,selain itu juga dilengkapi dengan kalung, kelat bahu, gelang tangan dan gelang kaki.

Arca Ganesha lainnya digambarkan sedang berdiri dan mengangkat satu kakinya. Itu adalah Ganesha yang digambarkan sedang menari, oleh karena itu disebut juga raja tari. Ayahnya, Dewa Siwa sebenarnya yang disebut raja tari. Tarian Ganesha bisa dibilang tarian jenaka, karena badannya yang gemuk. Ganesha banyak disukai karena tingkah lakunya yang jenaka.

 

  
Beberapa jenis bentuk penggambaran Arca Ganesha

Ganesha juga dikenal sebagai dewa penghalau bahaya atau pengusir rintangan. Selain itu Ganesha juga disebut ganapatya, pemimpin para gana, murid-murid Dewa Siwa. Ganesha dianggap sebagai panglima tinggi diantara jajaran ketentaraan Dewa Siwa. Karena itu Ganesha juga dikenal juga sebagai dewa perang. Wahana atau kendaraan Ganesha adalah tikus.

Ganesha berkepala gajah?

Kitab Siwa Purana menceritakan, pada suatu Dewi Parvati/ Parwati (istri Dewa Siwa) ingin mandi. Karena tidak ingin diganggu, maka ia menciptakan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ganesha. Ia berpesan kepada Ganesha agar tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya saat Dewi Parwati mandi dan hanya boleh menuruti perintah Dewi Parwati saja. Pesan dan perintah tersebut dilaksanakan dengan baik oleh Ganesha.
Syahdan Dewa Siwa suami Dewi Parwati pulang dan hendak masuk ke rumahnya, namun ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Ganesha melarangnya karena ia melaksanakan perintah Dewi Parwati. Dewa Siwa menjelaskan bahwa ia suami dewi Parwati dan rumah yang dijaga Ganesha adalah rumahnya juga. Namun Ganesha tidak mau mendengarkan perintah Dewa Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun. Dewa Siwa kehilangan kesabarannya dan bertarung dengan Ganesha. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Dewa Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala Ganesha. Saat Dewi Parwati selesai mandi, ia menemukan putranya sudah tak bernyawa. Mengetahui putranya dibunuh oleh Dewa Siwa, ia menjadi amat marah dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali.
Dewa Siwa tersadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya. Dewa Siwa kemudian menemui Dewa Brahma menceritakan kejadian tersebut. Kemudian atas saran Dewa Brahma, Dewa Siwa mengutus abdinya, Gana, untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara. Ketika turun ke dunia, Gana mendapati seekor gajah dengan kepala menghadap utara. Saat mengetahui kepalanya akan dipenggal sang gajah melawan hingga salah satu gadingnya patah. Namun kepala gajah itu pun akhirnya dapat dipenggal dan digunakan untuk menggantikan kepala Ganesha, hingga akhirnya Ganesha dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa.

  Tambahan Penjelasan:
Anthropomorphic
atribusi karakteristik manusia ke makhluk bukan manusia. Subyek antropomorfisme seperti binatang yang digambarkan sebagai makhluk dengan motivasi manusia, dapat berpikir dan berbicara, atau benda alam seperti angin atau matahari. Istilah antropomorfisme berasal dari bahasa Yunani ἄνθρωπος (anthrōpos) yang berarti manusia dan μορφή (morphē) yang berarti bentuk.
Definition: Anthropomorphic is the attribution of uniquely human characteristics to non-human creatures and beings, natural and supernatural phenomena, material states and objects or abstract concepts. Subjects for anthropomorphism commonly include animals and plants depicted as creatures with human motivation able to reason and converse, forces of nature such as winds or the sun, components in games, unseen or unknown sources of chance, etc. Almost anything can be subject to anthropomorphism.
Zoomorphic
Definition: Zoomorphic is the shaping of something in animal form or terms. Examples include:
- Art that imagines humans as animals
- Art that creates patterns using animal imagery, or animal style
- Animal-deities, such as exist in Egyptian mythology
Therianthrophic
(from n. therianthrope and adj. therianthropic, part man and part beast, from the Greek theríon, θηρίον, meaning “wild animal” or “beast” (impliedly mammalian), and anthrōpos, άνθρωπος, meaning “human being”) refers to the metamorphosis of humans into other animals. Therianthropes have long existed in mythology, appearing in ancient cave drawings such as the Sorcerer at Les Trois Frères.
The term therianthropy was used to refer to animal transformation folklore of Asia and Europe as early as 1901. Sometimes, “zoanthropy” is used instead of “therianthropy”.
Therianthropy: the ability to shapeshift into animal formThe tendency of viewing human behaviour in terms of the behaviour of animals, analogous to anthropomorphism, which views animal behaviour in human terms
Therianthropy was also used to describe spiritual belief in animal transformation in 1915 and one source raises the possibility the term may have been used in the 16th century in criminal trials of suspected werewolves. Horus is an ancient Egyptian deity. Many Egyptian deities were portrayed as theriocephalous (with a human body and an animal head).

2007 arie saksono
Dikutip dari tulisan Arie Saksono di http://ariesaksono.wordpress.com/2008/05/22/arca-ganesha

Lotus

LOTUS (NELUMBO Sp),
Bunga lotus memiliki nama ilmiah Nelumbo nucifera, Nelumbium nelumbo, Nelumbo speciosa, Nelumbium speciosum. Di Indonesia dikenal dengan bunga seroja, sedangkan di beberapa negara dikenal dengan Sacred Water Lotus, Sacred Lotus, and Chinese Arrowroot, dan lain-lain. Bunga lotus memiliki makna kelahiran kembali dan pencerahan spiritual, mewakili kesucian, umur panjang, kehormatan, kesehatan dan keberuntungan.

Baik lotus  merupakan tanaman air yang hidup di empang, kolam, waduk, rawa dan danau. Lotus sangat menyukai perairan yang menggenang dengan tingkat kedalaman sedang sampai dangkal, terutama yang dasarnya berlumpur. Umbi (bonggol) lotus  bisa mencapai dua kepalan orang dewasa. Dari bonggol ini akan tumbuh tangkai daun, bunga, rizoma dan akar. Batangnya tumbuh tinggi ke atas. Daun-daun lotus menyembul jauh ke atas permukaan air juga tumbuh ke atas. Tangkai lotus kaku, keras dan kuat.

Lotus berkembang biak dengan rizoma (perkembangbiakan vegetatif)  dan berkembangbiak dengan bijinya (generatif). Biji lotus diperoleh dari buah yang terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Setelah mekar sempurna, bunga lotus tetap berada jauh dari permukaan air. Bakal biji tumbuh pada "buah" yang merupakan pangkal bunga berbentuk cawan. Dalam satu buah lotus, hanya akan tumbuh belasan biji. Ukuran biji lotus memang cukup besar dengan diameter 1,5 cm. Kulit biji lotus berwarna hitam dan cukup kuat. Biji lotus yang telah cukup tua, akan lepas dari "cawannya" dan jatuh ke permukaan air. Biji ini akan mengapung lalu terbawa air menjauh dari induknya. Setelah agak lama berada di permukaan air, kulit biji lotus akan basah. Biji akan menjadi berat lalu tenggelam, menyentuh lumpur dan tumbuh menjadi tumbuhan baru.

MANFAAT LOTUS
  • 1.   Bijinya bisa sebagai sumber pangan potensial karena kaya protein, misalnya untuk membuat kue dan minuman.
  • 2. Umbinya bisa untuk membuat acar, tumisan, dan keripik. Jika rajin mengkonsumsi, Insya Allah bisa terbebas dari demam, batuk, dan hipertensi.
  • 3.  Daunnya bisa dimanfaatkan ubtuk penurun panas dan menghentikan pendarahan.
  • 4.     Selain keindahan, aroma lotus juga bermanfaat sebagai pengobatan energi yang diyakini dapat meningkatkan vitalitas dan efek menenangkan.
  • 5.     Benang sari lotus biasa dipakai wanita Tiongkok sebagai bahan baku masker penghalus kulit.